Soto Madura (Cerpen)
BAB 1
Ayam berkokok, sekelebat tangan meraih kepala ayam yang bekokok.
Terlihat tangan menyabut perlahan bulu-bulu di leher ayam. Kepala ayam pasrah ketika sebilah pisau menempel di lehernya.
Ayam tergelepar di tanah kosong, melompat lompat berlumuran darah. Kini sang ayan tak lagi melompat lompat, sudah terbaring di tanah sambil menghembuskan napas terakhirnya.
BAB 2
Suasana Pagi di sebuah pinggiran jalan yang ramai, kebulan asap mengepul dari dandang, uap air yang mengepul di udara. Terlihat cak man mengaduk dandang sambil menaburkan garam di atas dandang.
Terlihat kilatan minyak dia atas air yang berputar di atas air.
BAB 3
Di sebuah warung tenda terlihat beberapa pekerja sedang asik menanti makan siangnya datang, sementara di sisi lain sekelompok orang sedang asik mengobrol sambil menyantap soto.
Terlihat ayam yang sudah di ungkap (direbus dan di bumbui) di dalam etalase kaca kecil bertulisan soto madura. Cak man sambil tersenyum mempersiapkan sajian soto. Ayam di potong2 suwir di dalam beberapa mangkuk, daun bawang, lada, garam, bihun tertata rapih dalam barisan mangkok, air kuah panas menyiram di setiap mangkuk.
Terlihat di kejauhan pak man membagikan mangkuk berisi soto kepada para pelanggannya yang mengantri untuk menikmati makan siang.
BAB 4
Matahari yang tinggi beralih menjadi awan mendung. Warung cak man yang ramai perlahan mulai berangsur sepi. Terlihat seorang bocah kecil duduk memelas. Dia melihat ke arah mangkuk-mangkuk sisa yang tak di habiskan oleh para pembeli.
Cak man yang melihat ke arah anak kecil yang terus memperhatikan setiap geraknya.
BAB 5
Gerimis Turun membasahi tanah, kaki kecil itu beranjak mundur ketika percikan air mulai membasahi kakinya.
Mangkuk penuh dengan sajian soto dan sepiring nasi sedang di persiapkan di meja dapur pak man.
Terlihat wajah polos sang anak kecil memangdang kosong ke jalan. Mobil-mobil di jalan di guyur hujan, dengan wiper menghapus air yang menetes di kaca depan mobil.
Kuah soto dituang di antara soto.
Mangkuk berjalan dan berhenti di meja kosong. Satu kain lap menyapu membersihkan meja.
Sepiring nasi dan semangkuk soto tersaji rapih di atas meja.
BAB 6
Sang anak kecil masih berdiri di depan tenda soto cak man. Tangannya memaikan air hujan yang menetes jatuh dari atas terpal plastik tenda soto pak man.
Wajah kosong memandang ke arah air yang berpencar di atas telspak tangan.
Tampak dari belakang sang bocah diantara hujan lebat dengan latar belakang mobil2 yang berbaris dalam kemacetan.
Tiba - tiba sebuah tangan memegang pundak sang bocah, sang bocah merasa kaget dan ketakutan, perlahan membalikkan bahu dan kepalanya.
Terlihat wajah cak man tersenyum.
BAB 7
Dari kejauhan terlihat cakman mentun sang anak ke meja yang ia telah tersedia soto yang ia persiapkan.
Sang bocah masih merasa bingung dan ketakutan. Cak man mengangkat sendoknya. Meminta anak itu segera menghabiskan makanan yang sudah ia siapkan.
BAB 8
Hujan yang telah reda berubah menjadi senja yang indah. Menyajikan indahnya kota metropolitan.
Selesai
No comments:
Post a Comment